Kamis, 14 April 2011

Ventilasi Alami

ventilasi pada bangunan bisa berupa ventilasi alami ( tidak melibatkan mesin ) ventilasi di butuhkan agar udara di dalam ruang tetap sehat dan nyaman. baik bagi manusia maupun benda2 di dalamnya yang dapat menghasilkan gas-gas berbahaya bagi kesehatan bila tetap terkonsentrasi pada jumlah yang mrlrbihi batas toleransi manusia. udara yang kotor harus di ganti dengan udara yang bersih.

syarat untuk membuat ventilasi alami :

* tersedia udara luar yang sehat
* suhu udara di luar tidak terlalu tinggi ( maksimal 28 derajad )
* tidak banyak bangunan di luar yang akan menghalangi aliran udara horizontal
* lingkungan tidak bising

bila syarat tersebut tidak terpenuhi maka tidak di paksakan untuk memakai ventilasi alami karna malah akan menimbulkan dampak negatif bagi penghuni.

nilai nwgatif pada ventilasi alami

* suhu tidak mudah di atur
* keepatan angin tidak mudah di atur
* kelembapan tidak mudah di atur
* gangguan lingkungan
* bukaan mungkin akan mengganggu pada keamanan
* bagi rumah yang luas maka ventilasi alami akan sulit masuk ke tengah

ventilasi alami akan sanggat tergantung pada kwalitas udara oleh karna itu kita harus memahami akan iklim dan cuaca . indonesia mempunyai iklim teropis lembab yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

* tidak ada perbedaan yang jelas antara musim kemarau dan hujan
* suhu udara relatif tinggi ( 24 - 32 derajd )
* kecepatan angin rendah
* kelembapan udara tinggi
* radiasi matahari yang tinggi ( antara >900 W/w2 )
* hampir salalu berawan
* flora beraneka ragam
* berdebu
* karat mudah terjadi
* tenaga mudah tersedot habis



http://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/ventilasi-alami.html

Tinjouan Perencanaan Dalam Arsitektur


Tinjauan dalam proses perencanaan diperlukan sebagai landasan/dasar dalam menetapkan prinsip maupun kriteria untuk menyusun, menata dan mengolah fungsi-fungsi ruang, tapak maupun bangunan sesuai masalah dan temanya.

Ada 3 (tiga) cara dalam melakukan tinjauan :
- studi literatur (buku/catatan ilmiah/makalah/jurnal)
- wawancara (pakar, ahli, peneliti, pejabat yang kompeten)
- survey (pengamatan lapangan)

ketiganya sebaiknya dilakukan dengan referensi yang sesuai dengan klasifikasi fungsi bangunannya.

Setidaknya ada 5 (lima) aspek yang perlu ditinjau :

* aspek fungsional (kegunaan/kemanfaatan)
* aspek teoritis (pendapatn para ahli/pakar)
* aspek aturan/peraturan (aturan pemerintah/aturan adat,dsb)
* aspek sistem (tuntutan bagi fungsi ruang, tapak & bangunan)
* aspek standar (sesuai tingkatan/ruang lingkup proyek)


tinjauan fungsional

memahami fungsi/kegunaan proyek dalam upaya menemukan prinsip maupun kriteria dalam menyusun, menata maupun mengolah fungsi ruang, tapak dan bangunan
- definisi judul proyek :
memahami cakupan fungsi proyek → fungsi fungsi yang perlu difasilitasi → Prinsip dalam menyusun dan menata fungsi-fungsi yang perlu difasilitasi.

- definisi lokasi proyek :
memahami karakter lingkungan proyek → prinsip/ kriteria dalam menyususun/ menata sistem dan fungsi pada tapak maupun bangunan
- definisi tema proyek :
memahami spesifik dari tema → pola-pola susunan dan penataan sesuai tema → kriteria dalam menyususun, menata & mengolah fungsi ruang, tapak & bangunan

- pelaku, urutan, waktu dan karakter kegiatan :
memahami macam pengguna & kegiatannya → sifat kegiatan → prinsip susunan & pengelompokan fungsi ruang maupun fungsi tapak
- syarat bagi berjalannya kegiatan :

memahami optimalnya sebuah kegiatan → peralatan & kondisi ruang yang dibutuhkan → kriteria penyusunan & penataan fungsi ruang maupun fungsi tapak

Tinjouan teori

Telaah Umum maupun khusus dari pandangan/pendapat para ahli/pakar/hasil penelitian/rumusan yang relevan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menjawab masalah dan tema yang diangkat .

* Teori Umum (berlaku dibanyak tempat)
* Teori khusus (berlaku pada ruang & waktu tertentu)
* Pola-pola susunan & penataan (umum & khusus) fungsi ruang, tapak, bangunan
* Persyaratan (umum & khusus) dalam menyusun /menata fungsi ruang, tapak, bangunan
* Rumus yang dapat dipakai untuk menentukan banyak atau besaran fungsi ruang, tapak & bangunan.
* Ketentuan (umum & khusus) yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan & penataan fungsi ruang, tapak & bangunan


Tinjauan peraturan

Telaah Umum maupun khusus dari peraturan yang relevan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengarahkan dalam menjawab masalah atau tema yang diangkat.

* Peraturan Menteri (permen)
* Peraturan daerah (perda)
* Aturan adat
* Tata cara (prosedur): dalam menyusun, menata & mengolah
* Kode etik : dalam menyusun, menata atau mengolah


tinjauan sistem

Tinjaun terhadap sistem-sistem dalam kaitan dengan tuntutan yang diperlukan dalam penyusunan fungsi ruang, tapak & bangunan

* sistem struktur & elemen (sub & upper struktur)
* sistem sirkulasi & elemennya
* sistem air bersih/kotor & elemennya
* sistem pengudaraan & elemennya
* sistem pencahayaan & elemennya
* sistem – sistem lain yang diperlukan


Tinjauan standar

Tinjaun terhadap standar ukuran/kapasitas /volume yang sesuai dengan lingkup, tingkatan & cakupan proyek: stadar lokal, nasional, atau internasional

* standar penyediaan fungsi
* standar kelengkapan fungsi
* standar pengguna fungsi
* standar untuk perawatan/maintenance
* standar –standar lain yang relevan

Apabila belum ada standar yang baku, maka dapat dilakukan studi banding

http://arsitekistn.blogspot.com/2011/03/tinjouan-perencanaan-arsitektur.html

Membuat Data Dalam Perencanaan Arsitektur

Data = sesuatu yang perlu diketahui, bisa diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder).

Informasi = pengetahuan yang diperlukan, biasanya didapat melalui proses investigasi, komunikasi atau dari berita/kisah/cerita.



• Proses pengumpulan data & informasi diperlukan untuk melihat potensi-potensi yang ada, yang dapat bermanfaat atau merugikan bagi pengguna, rancangan arsitektur atau lingkungannya.

• Dari potensi-potensi yang ada perlu ditentukan alternatif strategi yang mungkin dilakukan dalam memanfaatkan atau mengatasinya

• Data dan informasi menyangkut :

- Data Pengguna, perlengkapan & kelengkapannya

- Data lingkungan (kawasan) sekitar Tapak

- Data (dalam) Tapak

- Data penunjang teknis

Data pengguna, perlengkapan, dan kelengkapannya

* Data pengguna, perlengkapan & kelengkapan menyangkut :

- Jumlah pengguna untuk tiap fungsi dan proyeksi kedepannya

- Dimensi pengguna & aktifitasnya.

- Jenis perabot, jumlah & ukurannya.

- Jenis kelengkapan (equipment), jumlah & ukurannya.

* Akan lebih baik bila ada keterangan (informasi) yang lebih spesifik mengenai si pengguna, perlengkapan & equipment yang digunakannya.
* Data & informasi pengguna,perlengkapan & kelengkapannya diperlukan untuk melihat potensi yang mungkin timbul akibat aktifitas, banyaknya pengguna, perabot & equipment dari suatu fungsi (pada ruang, tapak atau bangunan).
* Perlu ditentukan alternatif strategi yang paling memungkinkan untuk mengatasi atau memanfaatkannya

Data lingkungan sekitar tapak

• Data lingkungan sekitar tapak (data kawasan) antara lain mengenai data fisik & non-fisik.

Data fisik, antara lain:

- Posisi kawasan, iklim & cuaca (intensitas hujan & panas)

- Populasi kawasan (manusia, hewan, tumbuhan)

- Peruntukan kawasan, pola tata bangunan, tata hijau & ruang terbuka

- infrastruktur, dimensinya & rencana (jalan, drainase, listrik, PAM,dsb)

- Kondisi lalu-lintas (jalur & kepadatannya)

- Sarana/Prasarana/Keadaan di sekitar tapak (existing & rencana)

Data Non-fisik, antara lain:

- Karakteristik kawasan (termasuk karakteristik bangunannya)

- Sosial-budaya masyarakat (adat/matapencaharian/tradisi,dsb)

- Pola-pola kemasyarakatan (beraktifitas, bekarja, dsb)

• Dari data/informasi di atas dilihat potensi yang dapat dimanfaatkan atau diatasi serta dicarikan alternatif strategi untuk menyusun, menata atau mengolah ruang, tapak maupun bangunan.

Data tapak

• Data tapak terkait data fisik & non-fisik, antara lain :

Data & informasi fisik/kondisi tapak:

- Ukuran, bentuk & luas tapak

- Batas-batas tapak

- Jenis, daya dukung & Kontur tanah.

- kondisi air tanah

- Keberadaan (existing) pada tapak : bangunan, pohon, rawa, dsb.

Data & informasi non-fisik :

- Legalitas lahan (sertifikat/girik/wakaf, dll)

- Status & kepemilikan lahan (1 pemilik/bebera pemilik/konflik, dsb)

- Aturan Membangun / advice planning (KDB, KLB, GSB, dsb)

Dari data & informasi menganai tapak dapat diperkirakan potensi-potensi yang mungkin timbul dan perlu ditentukan alternatif strategi untuk menyusun, menata & mengolah fungsi ruang, tapak maupun bangunan yang paling memungkinkan

Data penunjang teknis

• Data/informasi yang berkaitan dengan penunjang teknis diperlukan untuk melihat potensi yang memudahkan atau menyulitkan ketika akan merencanakan penerapan sebuah metoda konstruksi atau pengadaan/pembuatan kelengkapan sebuah sistem yang akan dipakai, antara lain:

- Data/informasi ketersediaan materil (baja/kayu/semen, dll)

- Data/informasi Ketersediaan air (untuk konstruksi)

- Data/informasi kelayakan akses bagi peralatan konstruksi.

- Data/informsi kondisi cuaca

http://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/membuat-data-dalam-perencanaan.html

Memanfaatkan Warna Dan Tekstur Semen


Dunia desain interior dan arsitektur tidak pernah terlepas dari idiom warna dan tekstur. Melalui kedua aspek tersebut, desainer atau arsitek berimajinasi dengan kreatif untuk memberikan kualitas desain yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kenyamanan pengguna ruang.

IMPRESI. Kenyamanan pengguna ruang tidak hanya secara fisik melalui ruang dengan bentuk fisiknya, tetapi juga kenyamanan rasa yang muncul dari kesesuaian impresi desain dengan karakter pengguna ruang. Inilah bentuk interaksi intens antara bidang-bidang fisik ruang dan kegiatan pengguna ruang, sehingga warna dan tekstur menjadi bagian penting dalam desain yang selalu dipengaruhi oleh tren dan cita rasa.

Dahulu ekspos semen berkesan murah, tidak artistik, dan seakan belum selesai dibangun. Perubahan sudut pandang yang mempengaruhitren membawa sebuah kosakata baru dalam pemanfaatan semen dalam desain. Mengekspos semen bahkan berkesan unik, artistik, natural, dan sophisticated. Kreatifitas para desainer mengolah ekspos material ini berhasil merubah paradigma semen hanya sebagai bahan bangunan untuk kekuatan struktur bangunan.

Desain arsitektur atau interior yang memanfaatkan semen untuk diekspos memberikan kenyamanan pada biaya konstruksi. Membiarkan dinding semen tanpa sapuan cat atau material finishing lainnya berarti penghematan dana yang cukup signifikan. Penampilan permukaan semen yang netral menjadikan material ini cukup fleksibel diaplikasikan dalam beragam gaya desain. Memutuskan mengekspos semen menjadi keputusan bijak dengen kenyamanan yang optimal.

WARNA. Di pasaran terdapat semen dengan beragam warna. Jenis semen inilah yang biasanya digunakan untuk nat (isian) antar keramik. Sementara, istilah semen secara awam lebih mengarah pada semen portland yang butirannya berwarna abu-abu. Perbedaan warna yang mungkin muncul dalam aplikasi semen dipengaruhi oleh seberapa banyak kadar campurannya, semisal pasir dan air. Oleh karena itu, warna bukan indikasi kekuatan dari material semen.

Keunikan material semen ketika mengering adalah warnanya yang tidak merata. Warna dominan abu-abu menjadikan material ini tidak menyulitkan penggunaan warna tertentu dari furnitur atau pengisi ruang. Desain interior memanfaatkan warna semen untuk memberikan dinamika dalam atmosfer ruang. Ruang tidak dibiarkan terasa kosong, steril, dan membosankan, tetapi memiliki sentuhan kehidupan yang menjadikan ruang terasa lebih manusiawi dan lebih mendekati persepsi akan kenyamanan.

Sementara arsitektur memanfaatkan karakter warna ini untuk berinteraksi dengan warna-warna alam di lingkungan sekitar. Sebuah usaha untuk menciptakan nuansa keselarasan antara bangunan dan lingkungan sekitar. Kesan awal yang seakan bersifat industrial dan raw (mentah) berubah sejalan dengan waktu, ketika berinteraksi dengan iklim dan cuaca. Karakter warna semen pun menguat, elegan, dan lebih bercerita.

TEKSTUR. Selain warna, semen mampu menghasilkan beragam tekstur dari ekspresi tekstur yang sederhana tetapi unik hingga tekstur artistik dengan cita rasa yang tinggi. Masa ketika dinding di-aci agar menghasilkan permukaan yang halus dan rapi sudah tidak mutlak dilakukan. Saat ini dinding kasar sebelum di haluskan menjadi referensi untuk menghadirkan tekstur kasar tersebut sebagai hasil akhir. Dari sini tercipta beragam tekstur semen dengan memanfaatkan alat-alat praktis di sekeliling kita.

Eksplorasi desainer dan arsitek pada aplikasi tekstur dari semen ini memberikan kontribusi besar bagi kosakata desain. Tekstur bergaris-garis, goresan tak teratur, melingkar-lingkar, dan masih banyak lagi ekspresi tekstur yang bisa dibentuk dari semen. Tidak hanya berhenti pada penggunaan kuas, patahan triplek, sisir, atau tangan, tetapi beragam teknik aplikasi semen pada dinding berhasil menambah alternatif tekstur. Untuk desain yang lebih natural, desainer bahkan memanfaatkan daun, batu, atau telapak kaki untuk menguatkan nuansa tersebut.

Semua itu membutuhkan kreatifitas, keberanian, dan citarasa yang tinggi untuk memilih ekspresi warna dan tekstur yang proporsional dalam komposisi desain kompleks. Aplikasi tekstur semen ini juga tidak terbatas pada dinding saja, tetapi lantai, langit-langit, dan jalan setapak juga menjadi media yang memungkinkan untuk menghadirkan tekstur semen yang unik dan berkarakter.

Pemilihan material pendamping ekspos warna dan tekstur semen ini tentu saja memiliki peranan penting dalam keberhasilan desainer memberikan desain yang mendekati kenyamanan pengguna. Kenyamanan secara fisik, visual, dan rasa. Sementara itu tidak membutuhkan bidang yang luas untuk mendapatkan efek yang signifikan dari warna dan tekstur semen. sebagai aksentuasi, semen juga bisa menjadi fokus visual. Dalam hal ini perencanaan secara detail, komprehensif, dan proporsional diperlukan agar semen yang ditampilkan bisa memberikan impresi yang optimal dan well designed pada arsitektur atau interior. Dengan kreatifitas dan citarasa yang tinggi, mencari tektur semen yang baru sungguh tidak terbatas. (SUN)

Membuat Ventilasi Alam



Ventilasi alami dipakai untuk memanfaatkan potensi dialam yang (Indonesia: tropis lembab) untuk membantu mencapai kenyamana termal. Ventilasi alami akan sangat bergantung pada kualitas udaralingkungan, sehingga udara lingkungan yang sejuk dan sehat menjadi modal utama keberhasilan ventilasi alami.


Untuk mendapatkan kenyamanan termal dengan pengkondisian alami dapat dilakukan dengan :

1. Sumbu panjang bangunan (orientasi bangunan), sumbu panjang bangunan setidaknya sejajar dengan sumbu timur dan barat (bersudut 5 derajat dari sumbu timur barat). Hal ini agar bukaan yang ada menghadap utara dan selatan. Penetrasi sinar matahari langsung juga dapat diminimalkan karena sisi terpendek yang berhadapan dengan matahari timur dan barat.

2. Tidak adanya material keras di sekeliling bangunan. Perlu diingat material di sekeliling bangunan akan menyerap panas. Halaman yang ditanami vegetasi pohon dan rumput akan memanfaatkan panas untuk proses asimulasi sehingga akan menambah sejuk udara sekeliling. Hindari pemakainan beton, aspal dan paving block di sekeliling bangunan.

3. Bangunan sedapat mungkin ditengah lahan atau memungkinkan mendapatkan hembusan angin pada semua sisi untuk membantu menyejukkan permukaan bangunan.

4. Usahakan ventilasi berlangsung 24 jam. Posisi jendela pada bukaan utara dan selatan. Pada malam hari perlu kasa nyamuk karena serngga menyukai cahaya terang dari dalam rumah. Hindari bangunan berdenah rumit, karena partisi pembatas akan menghambat aliran udara. Lubang bukaan diusahakan tidak hanya satu sisi teteapi 2 sisi bangunan sehingga tercipta ventilasi silang. (cross ventilation)

5. Teritisan pada bangunan sangat diperlukan. Idealnya panjang tritisan pada keempat sisi rumah berbeda karena berhubungan dengan panjang pembayangan pada bukaan dinding (jendela) tidak sama kada keempat sisi. Selain berfungsi untuk pembayangan, tritisan juga bermanfaat untuk menghindari tampias jika musin penghujan. Tritisan digunakan untuk melindungi bukaan. Pelindung ini dapat berupa pohon, tirai untuk menghindari sinar matahari langsung.

6. Dinding juga memerlukan perlindungan dari sinar matahari langsung. Dinding yang panas akan merambat masuk ke dalam ruangan sehingga ruangan menjadi ikut hangat. Untuk itu dapat dipakai teritisan untuk melindungi dinding. Atau dengan menggunakan selasar untuk melindungi dinding.

7. Langit-langit juga bermanfaat untuk mencegah panas masuk melalui atap ke dalam ruangan. Radiasi dari atasp dapat dicegah dengan langit-langit. Untuk mencitakan ventilasi alami yang baik, sebuah ruangan harus mempunyai ketinggian langit-langit minimal 3 m dari lantai.

8. Volume ruangan juga berpengaruh pada kenyamana termal. Volume yang besar dapat membantu mengatasi kesejukan. Efek volume sebenarnya menerapkan prinsip bahwa “Volume udara yang lebih besar akan menjadi panas lebih lama apabila disbanding dengan ruangan yang bervolume lebih kecil” Hal ini diterapkanpada bangunan colonial yang mempunyai ruangan yang besar, jendela yang lebar dan langit-langit yang tinggi diatas 4 m.

9. Usahakan ada 3 lubang ventilasi yang berbatasan dengan dinding luar yaitu : Lubang atas (untuk ventilasi atas dengan udara hangat yang ringan), lubang tengan (jendela, untuk angin yang mengenai tubuh) dan lubang bawah untuk melepaskan udara lembab yang berat.

10. Jika memungkinkan, angkatlah lantai bangunan minimal 50 cm dari tanah/ halaman untuk memudahkan udara lembab keluar dari bangunan. Perlu diingat kondisi Indonesia masuk kategori iklim tropis lemban dengan kelembaban 95-99%.

11. Hindari pemakaian karpet dari kain maupunkarpet plastic. Babut akan menjadi sarang debu dan kutu sedangkan karpet plastic akan menjebak udara, menjadi lembab dan akan menjadi sarang jamur. Akan meimbulkan bau tidak sedap dan akan merangsang bersin bagi yang alergi.

12. Aspek perancangan Desain Bangunan yang mempertimbangan Pengkondisian buatan.

Untuk mendapatkan rancangan desain bangunan yang menghemat energy dalam rangka mencapai pengkondisian udara buatan (AC) yang optimal :

1. Orientasi bangunan. Panjang bangunan sejajar sumbu timur barat sehingga bukaan lebih banyak di utara dan selatan. Bukaan ini juga bermanfaat untuk pencahayaan alami. Dengan orientasi bukaan yang utar selatan, maka sisi terpendek jatuh pada sisi timur barat sehingga permukaan bangunan yang terkena radiasi matahari luasannya kecil. Panas yang diterima dinding akan diserap dan merambat ke dalam bangunan yang menjadi beban AC.

2. Pembayangan juga diperlukan untuk menghindari luasan permukaan dinding yang terpapar sinar matahari yang panasnya akan amerambat masuk ke dalam ruangan menjadi beban AC. Pembayangan dapat dilakukan dengan Pohon, Vegetasi, Tritisan, ataupun tirai.

3. Memakai material bahan bangunan yang dapat menahan panas masuk de dalam ruangan. Memakai bahan yang bernilai transmitan rendah (bersifat isolator) dan bernilai refleksi tinggi (warna cerah)

4. Jangan melupakan ventilasi. Memang konsep bangunan AC adalah tertutup, tetapu udara ruangan yang berputar terus akan menjadi kotor oleh keringat, uang makanan DLL sehingga dalam sehari missal pagi hari ruangan harus dibuka untuk mengganti dengan udara yang segar. Jika tidak akan bau an apek.

5. Bijaksana memakai AC (sesuai kebutuhan) memasang AC pada suhu rendah akan sangat memaksa ACdan konsumsi listriknya menjadi lebih besar. Suhu ruangan nyaman berkisar 25 derajat C.

6. Volume ruangan juga berpengaruh pada kenyamana termal. Volume yang kecil akan dapat membantu AC bekerja cepat dalam mendinginkan ruangan. Untuk itu jika mendesaain bangunan yang memang didesain dengan AC tinggi langit-langit bias rendah dengan ketinggian 2,8 m.


Semoga bermanfaat......

Membuat Rumah Yang Nyaman Pada Musim Hujan


Apa saja, sih, kiat agar rumah tetap aman dan nyaman di musim penghujan? mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan sudah harus dimulai sejak membentuk konsep rumah. Berikut saran Edi untuk bagian atap rumah.

1. Ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan, persiapkan atap alias “payung” rumah kita sebelum musim hujan tiba. Sering-seringlah menengok ke atas atap, apakah ada genteng yang sudah perlu diganti atau merosot.

2. Untuk atap dari beton, asbes, atau sirap, cermati kemungkinan adanya retak rambut. Jika ada, beri kawat kasa dan waterproof. Utuk retak besar, harus dibobok dan diplester kembali.

3. Idealnya, pemeriksaan dilakukan minimal 2 – 3 bulan sekali. Sebab, retak rambut amat kecil dan tidak langsung menimbulkan kebocoran. Baru setelah3-4 kali hujan besar, atap bocor dan air yang merembes bisa membuat atap lapuk.

4. Daerah kerpusan (bubungan) atap juga butuh perhatian ekstra lantaran plester semen pada bagian tersebut kerap bocor. Prinsipnya, semakin dini diperbaiki, semakin murah biayanya. Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa ambruk. Risikonya, biaya perbaikan lebih mahal.

5. Sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Selain mengurangi penyerapan panas, juga untuk menghindari tampias. Misalnya, jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah.”

6. Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng guna membentuk ketahanan terhadap hujan. Misalnya, genteng keramik membutuhkan elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat. Jika tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng. mengatasinya, gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras dan dinding dari tampias hujan angin.

7. Khusus untuk atap asbes, pemasangan baut atau paku pada asbes harus diperhatikan. Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena jika dipalu mudah pecah. Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya.

8. Untuk daerah tropis, materi yang paling pas adalah genteng keramik yang lebih liat menghadapi perubahan cuaca dan suhu.

sumber : http://www.dikutip.com/2010/10/kiat-agar-rumah-aman-dan-nyaman-saat.html

Mendesain Ruangan Untuk Remaja



Berangkat menjadi usia remaja, seseorang membutuhkan sebuah ruang yang memiliki privasi tinggi tempat dirinya bebas menuangkan hobi dan imajinasi.


Dalam usia peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, seorang remaja memiliki kebutuhan untuk mencari jati dirinya, sehingga memiliki kecenderungan menarik diri dan membutuhkan privasi yang tinggi. Jika dibandingkan dengan ruangan lainnya, kamar tidur adalah sebuah ruang dimana seorang remaja menghabiskan mayoritas waktunya.

Di kamar pribadinya inilah seorang remaja merasa bebas mengekplorasi dan mengembangkan diri. Sebaiknya seorang remaja dilibatkan langsung dalam menentukan desain kamarnya. Penting bagi remaja untuk memiliki rasa keterikatan secara batiniah dengan kamar tidurnya. Ukuran luas sebuah kamar tidak menjadi hal yang terlalu penting, karena layout ruang dapat didesain berdasarkan skala prioritas si pemilik kamar. Misalnya, mungkin saja meja belajar dapat dipisahkan di luar kamar tidur, atau jika tetap dipertahankan di dalam kamar, desain furniture dapat dipilih yang simple. Meja belajar dengan desain yang menggantung pada salah satu bagian dinding tanpa menggunakan kaki meja, merupakan salah satu alternatif yang dapat menghemat tempat dan sekaligus memudahkan dalam hal pembersihan. Rak gantung juga dapat menggantikan fungsi lemari buku yang berukuran besar. Untuk beberapa remaja, memiliki kepribadian yang gemar bersosialisasi. Mereka akan sering mengundang kawan-kawannya untuk belajar bersama atau sekadar mengobrol dan berkumpul. Karpet, meja pendek dan beberapa bantal di pojok ruangan dapat menambah kesempurnaan kamar tidur mereka.

Konsep desain kamar itu sendiri dapat beragam disesuaikan dengan gaya dan selera si remaja. Untuk pemilihan warna, banyak remaja yang sudah mulai mengacu pada warna monokromatik dan natural. Namun masih ada yang mempertahankan karakter keceriaan masa kanak-kanaknya dengan menerapkan warna-warni yang cerah dan bersemangat. Permainan tekstur dan material seperti kayu dan kaca juga menarik untuk diterapkan. Dengan beragamnya pengolahan pada dinding dan lantai, dapat memberikan semangat dan motivasi bagi perkembangan sang remaja. Sehingga bertambah semangat dalam belajar dan berkreasi. Warna-warna yang hangat dan natural juga dapat menstabilkan mood kebanyakan para remaja yang emosinya masil bergejolak. Sehingga kamar tidur dapat menjadi ruang istirahat yang maksimal bagi jiwa sekaligus raganya.


Untuk lighting, pemakaian lampu LED hemat energi yang ramah lingkungan juga bisa digunakan untuk membuat suasana kamar jauh lebih nyaman. Selain itu, di beberapa lighting center biasanya juga tersedia lampu gantung atau lampu duduk dengan bentuk-bentuk unik yang bisa disesuaikan dengan hobi atau minat.

http://arsitekistn.blogspot.com/2010/09/mendisain-ruangan-untuk-remaja.html